Psikoday.id | Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran plasma.Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamukAedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan DengueShock Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe.
Baca Juga : Manfaat Tomat Ceri untuk Kesehatan dan Cara Tepat Mengonsumsinya
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit. Namun, umumnya tidak ada manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang dari 100.000/mm3 dan lebih lanjut dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang mendasari atau yang menyertai, seperti leukemia atau penyakit hati.
Baca Juga : Pentingnya Transisi Pola Makan Sehat Setelah Bulan Suci Ramadan
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Demam berdarah dengue pada negara-negara tropis, umumnya meningkatan pada musim penghujan di mana banyak genangan air bersih yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypty. Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat bila tidak segera ditangani.
Baca Juga : Tips Mencegah Penyakit Pasca Ramadan Kembali ke pola makan seimbang
Faktor Pendukung Lainnya Selain trombositopenia, lama perawatan juga dipengaruhi oleh Keterlambatan diagnosis: Gejala awal DBD (demam, nyeri otot) sering dianggap flu biasa, Komorbiditas: Pasien dengan diabetes atau hipertensi cenderung lebih lambat pulih. Kepatuhan cairan: Dehidrasi memperparah risiko syok dan memperpanjang perawatan.
Segeralah merekomendasikan Edukasi masyarakat untuk segera ke fasilitas kesehatan jika demam tinggi >3 hari. Pelatihan tenaga kesehatan dalam menilai risiko perdarahan dan syok. Optimalisasi terapi suportif, seperti pemberian cairan intravena, untuk mencegah komplikasi.
Baca Juga : Banyak Manfaat Apel Hijau bagi Kesehatan yang perlu Anda ketahui
Temuan hubungan trombositopenia dengan lama perawatan DBD menegaskan perlunya pendekatan holistik dalam penanganan pasien. Dengan deteksi dini dan manajemen komprehensif, diharapkan masa rawat inap dapat dipersingkat, mengurangi beban pasien dan rumah sakit. (dg)